watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

MEMORY RUMAH KONTRAKAN

Hai para netter, cerita ini berdasar kisah nyata
seorang teman kami. Saya punya teman sebut
saja dia Edy asal kota P, Sumatera Selatan. Kami
kuliah di kota J. Pengalaman ini terjadi saat kami
mengawali kuliah dan bersama dalam satu
kontrakan. Suka duka kami lalui bersama sampai
dalam hal pacaran pun kami saling membantu
dalam berbagai hal. Hingga suatu waktu Edi
mendapatkan seorang pujaan hati sebut saja
Dewi, sering Dewi diantar jemput kalau kuliah
karena mereka satu kampus dan kebetulan
kontrakan Edi berdekatan dengan kost tempat
tinggal Dewi. Mereka berdua bagaikan Romeo dan
Juliet. Dimana ada Edi di situ ada Dewi. Hubungan
mereka pun semakin akrab dan intim.
Suatu ketika, malam Minggu tepatnya Dewi minta
diantar ke tempat temannya yang sedang
merayakan ulang tahun. Acara sangat meriah
sekali, hingga jam 24:00 acara masih
berlangsung. Tetapi Dewi mengajak pulang,
karena waktu yang sudah kelewat malam.
Sebenarnya Edi pun menolak karena begitu
meriahnya pesta ulang tahun tersebut. Dan
akhirnya Edi pun menyanggupi untuk segera
mengantar pulang Dewi, malam semakin larut
dan udara dingin pun menyelimuti dan
menghembus sepoi-sepoi dalam deru sepeda
motor Edi, mereka sempat berhenti sejenak di
pompa bensin untuk mengisi bensin. Sesampai di
kost tempat Dewi ternyata pintu gerbang sudah
dikunci, padahal Dewi sudah pesan kepada
pembantu agar pintu jangan dikunci, soalnya
Dewi pulangnya ke kost terlambat. Dan akhirnya
Edi pun kasih solusi.
"Dewi.. gimana kalau tidur saja di kontrakanku,"
kata Edi.
Dewi terdiam sejenak.
"Gimana ya.. aku kan enggak enak sama temen
kamu Ed," jawab Dewi.
"Itu bisa diatur, nanti yang penting kamu mau
tidak, dari pada tidur di jalan," kata Edi sambil
senyum.
"Ayolah keburu dilihat orang kan nggak enak di
jalanan seperti ini Nan," kata Edi.
Dewi pun menyetujinya, mereka pun bergegas
menuju kontrakan Edi. Sesampainya di rumah
kontrakan tampak sunyi dan hanya hembusan
angin malam karena teman-teman Edi pada
malam mingguan dan tidak ada yang pulang di
rumah kontrakan.
"Ayo masuk, kok diam saja," kata Edi menyapa
Dewi.
Dewi pun terhentak sedikit terkejut.
"Teman-temanmu dimana Ed?" tanya Dewi.
"Mereka kalau malam Minggu jarang tidur di
rumah," jawab Edi.
"Ooo gitu," sergah Dewi.
Akhirnya Dewi dipersilakan istirahat di kamar Edi.
"Nan, selamat bobok ya.." kata Edi.
Dewi pun tampak kelelahan dan tertidur pulas.
Setengah jam kemudian Edi kembali ke kamarnya
untuk melihat Dewi dan sengaja kunci pintu
kamar tidak diberikan kepada Dewi, tapi betapa
kagetnya Edy melihat Dewi tidur hanya
menggunakan BH dan celana dalam, karena saat
itu posisi tubuh Dewi miring hingga selimut yang
menutupi tubuhnya bagian punggung tersingkap.
Entah setan mana yang menyusup di benak Edy.
Edy pun langsung mendekat ke arah Dewi,
dengan tenangnya Edy langsung mencium bibir
Dewi. Dewi pun terbangun.
"Apa-apaan kamu Ed?" sergah Dewi sambil
menutupi tubuhnya dengan selimut.
Tanpa pikir panjang Edy langsung menarik
selimut dan Edi pun langsung menindih Dewi
yang hanya mengenakan pakaian dalam saja.
Dewi meronta-ronta dan Edy pun tidak
menggubris, ia berusaha melepas BH dan CD-
nya. Tenaga Edi lebih kuat hingga akhirnya BH
dan CD Dewi terlepas dengan paksa oleh Edi.
Nampak jelas buah dada Dewi dan bulu lembut
kemaluannya. Dewi kelelahan tanpa daya dan
hanya menangis memohon kepada Edy. Edi tetap
melakukan aksinya dengan meraba dan mencium
semua tubuh Dewi tanpa sedikitpun terlewatkan.
Dewi terus memohon, Edi pun tak
menggubrisnya.
Dan setelah puas menciumi vagina Dewi, Edi
melakukan aksi lebih brutal. Ia mengangkat kedua
kaki Dewi di atas perut dan dengan cepat Edy
mencoba memasukkan penisnya ke dalam
vagina Dewi.
Dewi menjerit tertahan dan hanya isak tangis
yang terdengar, "Kumohon Ed, hentikan!" seru
Dewi dalam isak tangisnya.
Dan "Bleess, bleess," penis Edi masuk dalam
vagina Dewi walaupun di awal masuknya cukup
sulit.
Edy pun mulai menggoyang pinggulnya hingga
penisnya terkocok di dalam vagina Dewi. Darah
segar pun keluar dari liang jinak Dewi, ia pun
terus memohon.
"Akh.. akh.. hentikan Ed..!" desah Dewi.
Tampak sekali wajah Dewi menunjukkan
kelelahan, dan sekarang hanya terdengar erangan
kenikmatan di antara kedua insan ini.
"Ah.. ah.. ah.." Edi pun terus mengocok penisnya
dalam vagina Dewi dan beberapa saat kemudian
terasa Edi akan mengeluarkan sperma, ia pun
langsung mencabut dan mengocoknya dari luar
dan.. "Croot.. Croot.. Serr.." sperma Edi muncrat
tepat di bibir Dewi dan sekitar wajah.
Mereka kelelahan dan akhirnya tertidur.
Hari menjelang pagi saat itu jam menunjukkan
pukul 07:30 pagi, Dewi terbangun bersamaan
dengan itu Edi juga terbangun. Edi melihat Dewi
yang sedang mengenakan BH dan CD.
"Antar aku pulang sekarang Ed.." kata Dewi.
"Iya.. aku cuci muku dulu," jawab Edi.
Edi pun mengantar Dewi pulang ke kostnya.
Selang beberapa bulan hubungan mereka mulai
retak, ada selentingan kabar kalau Edi mendekati
cewek lain sebut saja Sinta, dan akhirnya Edi dan
Dewi resmi bubaran. Tapi reaksi Edi tidak sampai
di situ, justru setelah putus dengan Dewi ia
gencar mendekati Sinta. Dengan berbagai cara
dan upaya akhirnya Edi berhasil mendapatkan
Sinta dan mereka resmi jadian. Sama seperti
yang dilakukannya dulu, ia sering antar jemput
kuliah Sinta dan kalaupun jemput Sinta biasanya
tidak langsung pulang melainkan jalan-jalan
kemana saja sambil cari makan tentunya. Sering
pula Sinta diajak ke tempat kontrakan Edi lebih
sering dibandingkan Dewi pacar yang dulu.
Pagi itu kuliah jam ke-2 mereka satu ruangan tapi
dosen tidak hadir jadi kosong, mereka berdua
bergegas ke tempat Edi, sampai di kontrakan
rumah sepi soalnya teman-teman ada yang ke
kampus dan ada juga yang masih tidur. Mereka
berdua langsung masuk kamar Edi, Sinta tiduran
di ranjang sambil mendengarkan musik. Edi
masuk membawakan kopi susu dan tanpa basa
basi Edi membelai rambut Sinta dan Sinta pun
bersandar dalam dekapan Edi. Edi langsung
mencium bibir Sinta dan tangannya mulai masuk
dalam baju street Sinta dan meremas-remas
payudara.
"Ed.. jangan dong.." desah Sinta.
"Enggak apa-apa, kan cuma dikit," kata Edi, tapi
Edi terus menyerang, ia melepas seluruh pakaian
Sinta dan Sinta pun hanya diam tanpa
perlawanan, dan jelas sudah seluruh tubuh Sinta
yang kuning langsat dan payudara lumayan
besar.
Mereka mulai bergelut mencium dan meremas
satu sama lain.
"Sin, kulum dong kontolku!" kata Edi.
Dibimbingnya kepala Sinta menuju kemaluan Edi
dan, "Em.. kemaluanmu besar juga Ed," kata
Sinta.
Edi hanya diam menikmati hisapan mulut Sinta.
Edi pun langsung saja menjilati dan menghisap
vagina Sinta hingga mereka melakukan posisi 69.
"Ugh.. Ugh.." desah Sinta.
Kemudian Edi duduk dengan kaki dijulurkan, ia
minta Sinta duduk di atasnya layaknya seorang
anak kecil. Tepat penis Edi masuk dalam vagina
Sinta.
"Pelan-pelan Ed.." kata Sinta mendesah.
Sinta mulai menaik-turunkan pinggulnya dan
"Bleess, bleess.." kemaluan Edi masuk seluruhnya
dalam vagina Sinta.
"Ah.. ah.. ah.." desah Sinta sambil
menggoyangkan pinggulnya.
Edi pun merespon gerakan tersebut. Dan mereka
melakukan gerakan yang seirama, "Ah.. ah.. ah.."
desah Sinta semakin keras.
"Aku nggak kuat Ed.." Edi hanya diam menikmati
gerakan-gerakan yang dimainkan Sinta.
Dan akhirnya, "Ugh.. ugh.. ugh.. ahh.." desah
Sinta yang tubuhnya mengelenjang sambil
memeluk tubuh Edi.
Ternyata Sinta mencapai puncak kenikmatan. Dan
Edi membalikkan tubuh Sinta tepat di bawah
badannya, Edi mulai mengocok penisnya yang
belum lepas dari vagina Sinta, dan "Ahk.." desah
Edi dan beberapa saat kemudian Edi mencabut
penisnya dan meletakkan di bibir Sinta dan
"Croot.. Croot.. Serr.." sperma Edi muncrat tepat
di seluruh wajah Sinta. Mereka pun akhirnya
berpelukan setelah mencapai kepuasan.
Semenjak kejadian itu mereka sering
melakukannya di kontrakan Edi. Entah siang atau
malam karena Sinta sering menginap dan tidur
satu ranjang bersama Edi. Hubungan mereka
semakin intim dan hanya bertahan selama 8
bulan. Hal itu disebabkan Dewi mantan pacar
yang dulu mengajak membina hubungan
kembali. Edi akhirnya pisah dengan Sinta dan
kembali lagi dengan Dewi.
Suatu sore Dewi datang ke kontrakan Edi, Dewi
langsung masuk menunggu di kamar Edi karena
diminta teman-teman Edi.
"Edi baru mandi" kata salah seorang temannya.
"Ooo," jawab Sinta, dan beberapa saat kemudian
Edi masuk dan hanya mengenakan handuk
dilingkarkan di pinggulnya.
"Sama siapa Wii.." kata Edi.
"Sendiri," jawab Dewi sambil mendekat ke arah
Edi.
Edi tanggap dengan situasi itu, ia langsung
mencium bibir Dewi dan melepas baju street
warna biru muda yang dipakai Dewi. Edi
langsung mencopot BH dan menghisap puting
susu Dewi.
"Ah.. ah.." desah Dewi.
Tangan Dewi langsung meremas penis Edi yang
saat itu handuknya telah jatuh ke lantai. Edi mulai
melapas celana panjang Dewi serta CD-nya.
Mereka bergumul di atas ranjang.
"Ah.. ah.." desah Dewi yang semakin merasakan
kenikmatan.
Edi mengangkat kaki kiri Dewi kemudian dengan
sergapnya Edi mulai memasukkan penisnya ke
dalam vagina Dewi sambil kaki kiri Dewi tetap
terangkat.
"Bleess, bleess.." kemaluan Edi masuk seluruhnya
dalam vagina, Edi suka dengan posisi seperti itu
karena vagina terasa sempit.
Edi mulai menggerakkan kemaluannya keluar-
masuk.
"Ah.. ah.. ah.." erangan kenikmatan keluar dari
bibir Dewi, Edi pun merasakan kenikmatan pula.
"Ugh.. ugh.." desah Edi pelan. Beberapa saat
kemudian Edi melepas penisnya, Dewi mulai
menghisap dan menjilati penis Edi sambil dikocok
dengan jari-jemari lembut Dewi.
"Kulum dong Wi.." desah Edi. Dewi turuti saja
apa kemauan Edi.
Kemudian Edi kembali memasukkan penisnya
dalam vagina Dewi, "Bless.." langsung masuk
dan Dewi sempat menjerit tertahan karena
menahan sakit.
Kemudian Edi mulai menggerakkan penisnya,
"Bleess.. bleess.." kemaluan Edi keluar-masuk.
"Ah.. ah.. ugh.." tubuh Dewi mulai bergetar dan
mengelejang.
"Aku keluar Ed.." desah Dewi tapi Edi masih
mengocok penisnya dalam vagina Dewi dan
Dewi hanya menahan.
Kedua tangannya mencengkeram kuat bibir
tempat tidur sambil menahan gerakan yang Edi
lakukan. Edi mulai bergetar, "Ugh.." desahnya.
"Di luar apa di dalam Wi.." kata Edi pelan.
Dewi hanya diam dan "Croot.. croot.. serr.."
sperma Edi keluar di dalam vagina Dewi.
Edi pun rebah sambil memeluk tubuh Dewi yang
hangat dan lunglai.
Mereka tersenyum puas.
"Kamu pinter dech sekarang Wi.." kata Edi.
"Pinter apa'an," jawabnya.
"Pinter mainnya, belum lagi bulu vagina kamu
tambah lebat."
Dewi hanya tersenyum saja sambil tangannya
membelai batang kemaluan Edi. Hari sudah
menjelang pukul tujuh malam dan akhirnya
mereka berpakaian dan keluar untuk makan
malam.


Adult | GO HOME | Exit
1/1203
U-ON

inc Powered by Xtgem.com